Sunday 24 December 2017

LIMBAH MEDIS DAN CARA PENGELOLAHANNYA


Limbah merupakan hasil akhir dari suatu proses pemanfaatan produk atau proses dari suatu kegiatan yang dilakukan dalam aktivitas manusia. Limbah medis merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan medis. Limbah medis ini sangatlah berbahaya dan akan menimbulkan berbagai dampak negatif bila tidak ditangani dengan baik. Untuk itu, saat ini saya ingin membahas memberikan wawasan yang saya ketahui mengenai limbah medis. Semoga membantu.
JENIS-JENIS LIMBAH MEDIS
Limbah rumah sakit bisa dibedakan menjadi berbagai jenis, antara lain:
a. Limbah Padat Medis
Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin, pembedahan dan di unit-unit risiko tinggi. Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan risiko tinggi infeksi kuman dan populasi umum dan staf rumah sakit. Oleh karena itu perlu diberi label yang jelas sebagai risiko tinggi. Contoh limbah jenis tersebut ialah perban atau pembungkus yang kotor, cairan badan, anggota badan yang diamputasi, jarum-jarum dan semprit bekas, kantong urin dan produk darah, botol infus, ampul, botol bekas injeksi, kateter, plester, dan masker.
b. Limbah cair medis
Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll). Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lain-lain. Contoh air bilas ruang bedah dan otopsi


c. Limbah Patologi
Limbah ini juga dianggap berisiko tinggi dan sebaiknya diotoklaf sebelum keluar dari unit patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard. Contohnya : Jaringan yang diambil pada waktu biopsy, jaringan dan organ tubuh, potongan tungkai badan, plasenta dan cairan.
d. Limbah Padat Non Medis
Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak berkontak dengan cairan badan, tissue, kaleng, botol,kayu dan logam. Meskipun tidak menimbulkan risiko sakit, limbah tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk mengangkut dan mambuangnya.
e. Limbah Cair Non Medis
Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan, air kotor dan kotoran manusia. Berbagai serangga seperti kecoa, kutu dan hewan pengerat seperti tikus merupakan gangguan bagi staf maupun pasien di rumah sakit.
f. Limbah Radioaktif
Walaupun limbah ini tidak menimbulkan persoalan pengendalian infeksi di rumah sakit, pembuangannya secara aman perlu diatur dengan baik . Upaya pengelolaan limbah rumah sakit pada dasarnya merupakan upaya mengurangi volume, konsentrasi atau bahaya limbah, setelah proses produksi atau kegiatan, melalui proses fisika, kimia atau hayati.
Semua jenis limbah tersebut sangatlah berbahaya dan dibutuhkan penanganan secara khusus dan perlu perhatian dari lembaga yang menghasilkan limbah medis. Karena akan menyebabkan banyak permasalahan seperti penularan penyakit dan mencemarkan lingkungan. Apalagi dengan limbah Radioaktif. Limbah tersebut perlulah ditangani dengan seksama.
PENANGANAN, PENYIMPANAN, DAN PENGANGKUTAN SAMPAH MEDIS
Cara terbaik untuk mengurangi resiko terjadinya penularan adalah dengan menjaga agar sampah medis tersebut tetap tertutup dengan rapat. Ada beberapa prinsip dasar dan prosedur yang dapat membantu pencapaian tujuan pengurangan dari pemapaian.
Prinsip-prinsip dan prosedur tersebut adalah :
1.      Sampah dikemas dengan baik.
2.      Menjaga agar sampah tetap dalam kemasan dan tertutup rapat serta menghindarkan hal-hal yang dapat merobek atau memecahkan kontainer sampah.
3.      Menghindari kontak fisik dengan sampah.
4.      Menggunakan alat pelindung perorangan ( sarung tangan, masker, dsb )
5.      Usahakan agar tidak sedikit mungkin memegang sampah.
6.      Membatasi jumlah orang yang berpotensi untuk tercemar.

PENGOLAHAN SAMPAH MEDIS
Pemusnahan sampah medis haruslah dengan menggunakan cara pembakaran, perlu dijaga keutuhan kemasannya pada waktu sampah tersebut ditangani. Banyak sistem pembakaran atau insenerasi yang menggunakan peralatan mekanik untuk perorangan sampah medisnya, seperti sistem ban berjalan. Namun, usahakan untuk melakukan pengolahan limbah medis yang sesuai dengan peraturan berlaku dan pengolahan ramah lingkungan.
Jadi, hati-hatilah dengan limbah medis tersebut. Lakukan penanganan, penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan sampah medis dengan konsep ramah lingkungan.
Prinsip Dasar Pengolahan Limbah Rumah Sakit
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit atau limbah medis harus berdasarkan beberapa prinsip dasar yang diantaranya adalah:
  • Limbah Rumah Sakit dikemas dengan baik dan dipisahkan sesuai jenisnya.
  • Kemasan Limbah Rumah Sakit harus dapat terjaga dengan baik, tertutup dan terhindar dari hal-hal yang bisa merusak kontainer atau merobek kemasan Limbah Rumah Sakit.
  • Menghindari kontak fisik secara langsung dengan limbah, dan saat membuangnya sebaiknya mengunakan beberapa perlengkapan seperti topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron, pelindung kaki/ sepatu boot dan yang paling utama adalah menggunakan sarung tangan khusus.
Pengangkutan limbah medis dari ruangan ke tempat penampungan sementara harus dengan mengunakan troli tertutup, untuk selanjutnya dikemas dengan wadah yang kuat. Pengangkutan Limbah Medis Rumah Sakit keluar rumah sakit harus dilakukan dengan mengunakan kendaraan khusus dan pemusnahannya dilakukan dengan pemanasan mengunakan otoklaf atau pembakaran mengunakan insinerator. Sedangkan untuk pemusnahan limbah padat non medis harus dilakukan sesuai persyaratan kesehatan yang diberlakukan.
Sebagai usaha menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi adanya limbah rumah sakit yang dapat mencemari lingkungan rumah sakit harus mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), mengunakan kembali limbah rumah sakit (reuse) dan daur ulang limbah rumah sakit (recycle).
Teknik Pengelolaan Limbah Medis Tajam
Limbah benda tajam seperti jarum suntik, perlengkapan intravena, pipet Pasteur, Botol bekas obat dan lain-lain.
·         Teknik pengelolaan limbah medis tajam dapat dilakukan dengan : (1) Safety Box. Alternative 1 : Jarum dan syringe langsung dimasukkan ke dalam safety box pada setiap selesai satu penyuntikan; setelah penuh, safety box dan isinya dikirim ke sarana kesehatan lain yang memiliki incinerator dengan suhu pembakaran minimal 1000C atau memiliki alat pemusnah carbonizer. Alternatif 2 : Jarum dan syringe langsung dimasukkan ke dalam safety box pada setiap selesai satu penyuntikan; Setelah penuh, safety box dan isinya ditanam di dalam sumur galian yang kedap air (silo) atau needle pit yang lokasinya didalam area unit  pelayanan kesehatan. (2) Needle Cutter. Alternatif 1: Jarum dipatahkan dengan needle cutter pada setiap selesai satu penyuntikan; Potongan jarum yang terkumpul di dalam needle collection container dimasukkan ke dalam safety box, kemudian dilanjutkan dengan proses penanganan seperti yang dijelaskan dalam penanganan menggunakan safety box. Alternatif 2 : Jarum dipatahkan dengan needle cutter pada setiap selesai satu penyuntikan; Potongan jarum yang terkumpul di dalam needle collection container dimasukkan ke dalam needle pit; Syringe bekas pakai didisinfeksi dengan menggunakan larutan sodium hipoklorit 5% dan direndam selama 30 menit, sehingga syringe telah steril dan dapat didaur ulang,. Pembuatan needle pit dapat dilakukan dengan bahan buis beton diameter 60 cm panjang a meter ataupun pipa PVC dengan diameter minimal 4 inchi panjang 3 meter. Untuk needle pit dengan buis beton sepanjang 60 cm ditanam dan ditutup dengan bahan beton tetapi menyediakan lubang untuk memasukkan needle. Sedangkan untuk needle pit dengan pipa PVC ditanam sepanjang 2,5 meter dan ditutup dengan dop ulir PVC yang sewaktu-waktu dapat dibuka bila akan memasukkan needle. (3) Needle Burner. Alternatif yang bisa dilakukan adalah : Jarum dimusnahkan dengan needle burner langsung pada setiap selesai satu penyuntikan; Syringe selanjutnya diproses seperti dijelaskan dalam penanganan dengan needle cutter; Hasil proses pemusnahan dengan needle burner dimasukkan ke dalam kantong plastic warna hitam, karena sudah tidak infeksius; Sisa proses bersama kantong plastiknya langsung dibawa ke tempat penampungan sementara limbah domestic.
·         Pengelolaan yang tepat untuk pengelolaan limbah medis di unit-unit pelayanan kesehatan selain tergantung pada administrasi dan organisasi yang baik, juga memerlukan kebijakan dan pendanaan yang memadai dan sekaligus partisipasi aktif dari semua pihak yang ada di unit pelayanan tersebut, misalnya dengan membentuk Tim Pengelolaan Limbah untuk menyusun rencana pengelolaan limbah secara terstruktur , sistematis dan intensif.

No comments:

Post a Comment

Jika jamur musnah, maka bangkai makhluk hidup akan lbh lambat dlm proses pembusukannya krna hnya bergantung pada bakteri. Setidaknya seperti itu

Bumi adalah tempat terjadinya organisasi kehidupan mulai dari sel hingga biosfer. Diantara individu2 yg ada di bumi, terjadi peristiwa makan...