Sunday 24 December 2017

TANAMAN C3,C4,CAM(CRASSULACEAN ACID METABOLISME) BESERTA CONTOH


A. Tumbuhan C3
Tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Sebagian besar tanaman pertanian, seperti gandum, kentang, kedelai, kacang-kacangan, dan kapas merupakan tanaman dari kelompok C3.
Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam proses awal assimilasi (enzim rubisco), juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi adalah respirasi,proses pembongkaran karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang terjadi pada siang hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan assimilasi akan bertambah besar.
Tumbuhan C3 tumbuh dengan fiksasi karbon C3 biasanya tumbuh dengan baik di area dimana intensitas sinar matahari cenderung sedang, temperature sedang dan dengan konsentrasi CO2 sekitar 200 ppm atau lebih tinggi, dan juga dengan air tanah yang berlimpah. Tumbuhan C3 harus berada dalam area dengan konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi sebab Rubisco sering menyertakan molekul oksigen ke dalam Rubp sebagai pengganti molekul karbondioksida. Konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi menurunkan kesempatan Rubisco untuk menyertakan molekul oksigen. Karena bila ada molekul oksigen maka Rubp akan terpecah menjadi molekul 3-karbon yang tinggal dalam siklus Calvin, dan 2 molekul glikolat akan dioksidasi dengan adanya oksigen, menjadi karbondioksida yang akan menghabiskan energi.
Pada tumbuhan C3,CO2 hanya difiksasi RuBP oleh karboksilase RuBP. Karboksilase RuBP hanya bekerja apabila CO2 jumlahnya berlimpah
Contoh tanaman C3 antara lain : kedelai, kacang tanah, kentang, dll.
B.     Tumbuhan C4
Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering. Pada tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP (enzym pengikat CO2 pada tanaman C4) yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2. Lokasi terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil (sekelompok sel-sel yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel epidermis daun). CO2 yang sudah terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel “bundle sheath” (sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan phloem) dimana kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena tingginya konsentasi CO2 pada sel-sel bundle sheath ini, maka O2 tidak mendapat kesempatan untuk bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi sangat kecil and G sangat rendah, PEP mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2, sehingga reaksi fotosintesis terhadap CO2 di bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat tinggi. , laju assimilasi tanaman C4 hanya bertambah sedikit dengan meningkatnyaCO2. Sehingga, dengan meningkatnya CO2 di atmosfir, tanaman C3 akan lebih beruntung dari tanaman C4 dalam hal pemanfaatan CO2 yang berlebihan. Contoh tanaman C4 adalah jagung, sorgum dan tebu.
C.    Tumbuhan CAM
Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering. Crassulacean acid metabolism (CAM), tanaman ini mengambil CO2 pada malam hari, dan mengunakannya untuk fotosistensis pada siang harinya. Meski tidak menguarkan oksigen dimalam hari, namun dengan memakan CO2 yang beredar, tanaman ini sudah membantu kita semua menghirup udara bersih, lebih sehat, menyejukkan dan menyegarkan bumi, tempat tinggal dan ruangan. Jadi, cocok buat taruh di ruang tidur misalnya. Sayang, hanya sekitar 5% tanaman jenis ini. Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan bunga lili.
Tanaman CAM , pada kelompok ini penambatan CO2 seperti pada tanaman C4, tetapi dilakukan pada malam hari dan dibentuk senyawa dengan gugus 4-C. Pada hari berikutnya ( siang hari ) pada saat stomata dalam keadaan tertutup terjadi dekarboksilase senyawa C4 tersebut dan penambatan kembali CO2 melalui kegiatan Rudp karboksilase. Jadi tanamanCAMmempunyai beberapa persamaan dengan kelompok C4 yaitu dengan adanya dua tingkat sistem penambatan CO2.
Selama malam hari, ketika stomata tumbuhan itu terbuka, tumbuhan ii mengambil CO2 dan memasukkannya kedalam berbagai asam organic. Cara fiksasi karbon ini disebut metabolisme asam krasulase, atau crassulacean acid metabolism (CAM).
Dinamakan demikian karena metabolisme ini pertama kali diteliti pada tumbuhan dari famili crassulaceae. Termasuk golongan CAM adalah Crassulaceae, Cactaceae, Bromeliaceae, Liliaceae, Agaveceae, Ananas comosus, dan Oncidium lanceanum.
Jalur CAM serupa dengan jalur C4 dalam hal karbon dioksida terlebih dahulu dimasukkan kedalam senyawa organic intermediet sebelum karbon dioksida ini memasuki siklus Calvin. Perbedaannya ialah bahwa pada tumbuhan C4, kedua langkah ini terjadi pada ruang yang terpisah. Langkah ini terpisahkan pada dua jenis sel. Pada tumbuhan CAM, kedua langkah dipisahkan untuk sementara. Fiksasi karbon terjadi pada malam hari, dan siklus calvin berlangsung selama siang hari.
CONTOHNYA :

Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Perbedaan tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini.
C3
C4
CAM (crassulacean acid metabolism)
lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi
adaptif di daerah panas dan kering
adaptif di daerah panas dan kering
enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses fotorespirasi
CO2 diikat oleh PEP yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2
Pada malam hari asam malat tinggi, pada siang hari malat rendah
karbon dioxida masuk ke siklus calvin secara langsung.
tidak mengikat karbon dioksida secara langsung
tidak mengikat karbon dioksida secara langsung
Disebut tumbuhan C3 karena senyawa awal yang terbentuk berkarbon 3 (fosfogliserat)
Sel seludang pembuluh berkembang dengan baik dan banyak mengandung kloroplas 
Umumnya tumbuhan yang beradaptasi pada keadaan kering seperti kaktus, anggrek dan nenas
Sebagian besar tumbuhan tinggi masuk ke dalam kelompok tumbuhan C3
Fotosintesis terjadi di dalam sel mesofil dan sel seludang pembuluh 
Reduksi karbon melalui lintasan C4 dan C3 dalam sel mesofil tetapi waktunya berbeda
Apabila stomata menutup akibat stress terjadi peningkatan fotorespirasi pengikatan Ooleh enzim Rubisco
Pengikatan CO2 di udara melalui lintasan C4 di sel mesofil dan reduksi karbon melalui siklus Calvin (siklus C3) di dalam sel seludang pembuluh
Pada malam hari terjadi lintasan C4 pada siang hari terjadi suklus C3
Produk awal reduksi CO2 (fiksasi CO2) adalah asam 3-fosfogliserat atau PGA
Produk awal reduksi CO2 (fiksasi CO2) adalah asam oksaloasetat, malat, dan aspartat ( hasilnya berupa asam-asam yang berkarbon C4)
Memiliki daun yang cukup tebal sehingga laju transpirasinya rendah
Terdiri atas sekumpulan reaksi kimia yang berlangsung di dalam stroma kloroplas yang tidak membutuhkan energi dari cahaya mataharai secara langsung.
Reaksinya berlangsung di mesofil daun, yang terlebih dahulu bereaksi dengan H2O membentuk HCO3 dengan bantuan enzim karbonik anhidrase
Stomatanya membuka pada malam hari
Sumber energi yang diperlukan berasal dari fase terang fotosintesis
Memiliki sel seludang di samping mesofil
Pati diuraikan melalui proses glikolisis dan membentuk PEP
Memerlukan energi sebanyak 3 ATP
Tiap molekul CO2 yang difiksasi memerlukan 2 ATP
CO2 yang masuk setelah bereaksi dengan air seperti pada tanaman C4 difiksasi oleh PEP dan diubah menjadi malat
PGAL yang dihasilkan dapat digunakan dalam peristiwa yaitu sebagai bahan membangun komponen struktural sel, untuk pemeliharaan sel dan disimpan dalam bentuk pati
Tanaman c4 juga mengalami siklus calvin seperti peda tanaman C3 dengan bantuan enzim Rubisko
Pada siang hari malat berdifusi secara pasif keluar dari vakuola dan mengalami dekarboksilasi
Melakukan proses yang sama dengan tanaman C3 pada siang hari yaitu daur Calvin
Melakukan proses yang sama dengan tanaman C4 pada malam hari yaitu daur Hatch – Slack.

LIMBAH MEDIS DAN CARA PENGELOLAHANNYA


Limbah merupakan hasil akhir dari suatu proses pemanfaatan produk atau proses dari suatu kegiatan yang dilakukan dalam aktivitas manusia. Limbah medis merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan medis. Limbah medis ini sangatlah berbahaya dan akan menimbulkan berbagai dampak negatif bila tidak ditangani dengan baik. Untuk itu, saat ini saya ingin membahas memberikan wawasan yang saya ketahui mengenai limbah medis. Semoga membantu.
JENIS-JENIS LIMBAH MEDIS
Limbah rumah sakit bisa dibedakan menjadi berbagai jenis, antara lain:
a. Limbah Padat Medis
Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin, pembedahan dan di unit-unit risiko tinggi. Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan risiko tinggi infeksi kuman dan populasi umum dan staf rumah sakit. Oleh karena itu perlu diberi label yang jelas sebagai risiko tinggi. Contoh limbah jenis tersebut ialah perban atau pembungkus yang kotor, cairan badan, anggota badan yang diamputasi, jarum-jarum dan semprit bekas, kantong urin dan produk darah, botol infus, ampul, botol bekas injeksi, kateter, plester, dan masker.
b. Limbah cair medis
Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll). Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lain-lain. Contoh air bilas ruang bedah dan otopsi


c. Limbah Patologi
Limbah ini juga dianggap berisiko tinggi dan sebaiknya diotoklaf sebelum keluar dari unit patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard. Contohnya : Jaringan yang diambil pada waktu biopsy, jaringan dan organ tubuh, potongan tungkai badan, plasenta dan cairan.
d. Limbah Padat Non Medis
Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak berkontak dengan cairan badan, tissue, kaleng, botol,kayu dan logam. Meskipun tidak menimbulkan risiko sakit, limbah tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk mengangkut dan mambuangnya.
e. Limbah Cair Non Medis
Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan, air kotor dan kotoran manusia. Berbagai serangga seperti kecoa, kutu dan hewan pengerat seperti tikus merupakan gangguan bagi staf maupun pasien di rumah sakit.
f. Limbah Radioaktif
Walaupun limbah ini tidak menimbulkan persoalan pengendalian infeksi di rumah sakit, pembuangannya secara aman perlu diatur dengan baik . Upaya pengelolaan limbah rumah sakit pada dasarnya merupakan upaya mengurangi volume, konsentrasi atau bahaya limbah, setelah proses produksi atau kegiatan, melalui proses fisika, kimia atau hayati.
Semua jenis limbah tersebut sangatlah berbahaya dan dibutuhkan penanganan secara khusus dan perlu perhatian dari lembaga yang menghasilkan limbah medis. Karena akan menyebabkan banyak permasalahan seperti penularan penyakit dan mencemarkan lingkungan. Apalagi dengan limbah Radioaktif. Limbah tersebut perlulah ditangani dengan seksama.
PENANGANAN, PENYIMPANAN, DAN PENGANGKUTAN SAMPAH MEDIS
Cara terbaik untuk mengurangi resiko terjadinya penularan adalah dengan menjaga agar sampah medis tersebut tetap tertutup dengan rapat. Ada beberapa prinsip dasar dan prosedur yang dapat membantu pencapaian tujuan pengurangan dari pemapaian.
Prinsip-prinsip dan prosedur tersebut adalah :
1.      Sampah dikemas dengan baik.
2.      Menjaga agar sampah tetap dalam kemasan dan tertutup rapat serta menghindarkan hal-hal yang dapat merobek atau memecahkan kontainer sampah.
3.      Menghindari kontak fisik dengan sampah.
4.      Menggunakan alat pelindung perorangan ( sarung tangan, masker, dsb )
5.      Usahakan agar tidak sedikit mungkin memegang sampah.
6.      Membatasi jumlah orang yang berpotensi untuk tercemar.

PENGOLAHAN SAMPAH MEDIS
Pemusnahan sampah medis haruslah dengan menggunakan cara pembakaran, perlu dijaga keutuhan kemasannya pada waktu sampah tersebut ditangani. Banyak sistem pembakaran atau insenerasi yang menggunakan peralatan mekanik untuk perorangan sampah medisnya, seperti sistem ban berjalan. Namun, usahakan untuk melakukan pengolahan limbah medis yang sesuai dengan peraturan berlaku dan pengolahan ramah lingkungan.
Jadi, hati-hatilah dengan limbah medis tersebut. Lakukan penanganan, penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan sampah medis dengan konsep ramah lingkungan.
Prinsip Dasar Pengolahan Limbah Rumah Sakit
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit atau limbah medis harus berdasarkan beberapa prinsip dasar yang diantaranya adalah:
  • Limbah Rumah Sakit dikemas dengan baik dan dipisahkan sesuai jenisnya.
  • Kemasan Limbah Rumah Sakit harus dapat terjaga dengan baik, tertutup dan terhindar dari hal-hal yang bisa merusak kontainer atau merobek kemasan Limbah Rumah Sakit.
  • Menghindari kontak fisik secara langsung dengan limbah, dan saat membuangnya sebaiknya mengunakan beberapa perlengkapan seperti topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron, pelindung kaki/ sepatu boot dan yang paling utama adalah menggunakan sarung tangan khusus.
Pengangkutan limbah medis dari ruangan ke tempat penampungan sementara harus dengan mengunakan troli tertutup, untuk selanjutnya dikemas dengan wadah yang kuat. Pengangkutan Limbah Medis Rumah Sakit keluar rumah sakit harus dilakukan dengan mengunakan kendaraan khusus dan pemusnahannya dilakukan dengan pemanasan mengunakan otoklaf atau pembakaran mengunakan insinerator. Sedangkan untuk pemusnahan limbah padat non medis harus dilakukan sesuai persyaratan kesehatan yang diberlakukan.
Sebagai usaha menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi adanya limbah rumah sakit yang dapat mencemari lingkungan rumah sakit harus mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), mengunakan kembali limbah rumah sakit (reuse) dan daur ulang limbah rumah sakit (recycle).
Teknik Pengelolaan Limbah Medis Tajam
Limbah benda tajam seperti jarum suntik, perlengkapan intravena, pipet Pasteur, Botol bekas obat dan lain-lain.
·         Teknik pengelolaan limbah medis tajam dapat dilakukan dengan : (1) Safety Box. Alternative 1 : Jarum dan syringe langsung dimasukkan ke dalam safety box pada setiap selesai satu penyuntikan; setelah penuh, safety box dan isinya dikirim ke sarana kesehatan lain yang memiliki incinerator dengan suhu pembakaran minimal 1000C atau memiliki alat pemusnah carbonizer. Alternatif 2 : Jarum dan syringe langsung dimasukkan ke dalam safety box pada setiap selesai satu penyuntikan; Setelah penuh, safety box dan isinya ditanam di dalam sumur galian yang kedap air (silo) atau needle pit yang lokasinya didalam area unit  pelayanan kesehatan. (2) Needle Cutter. Alternatif 1: Jarum dipatahkan dengan needle cutter pada setiap selesai satu penyuntikan; Potongan jarum yang terkumpul di dalam needle collection container dimasukkan ke dalam safety box, kemudian dilanjutkan dengan proses penanganan seperti yang dijelaskan dalam penanganan menggunakan safety box. Alternatif 2 : Jarum dipatahkan dengan needle cutter pada setiap selesai satu penyuntikan; Potongan jarum yang terkumpul di dalam needle collection container dimasukkan ke dalam needle pit; Syringe bekas pakai didisinfeksi dengan menggunakan larutan sodium hipoklorit 5% dan direndam selama 30 menit, sehingga syringe telah steril dan dapat didaur ulang,. Pembuatan needle pit dapat dilakukan dengan bahan buis beton diameter 60 cm panjang a meter ataupun pipa PVC dengan diameter minimal 4 inchi panjang 3 meter. Untuk needle pit dengan buis beton sepanjang 60 cm ditanam dan ditutup dengan bahan beton tetapi menyediakan lubang untuk memasukkan needle. Sedangkan untuk needle pit dengan pipa PVC ditanam sepanjang 2,5 meter dan ditutup dengan dop ulir PVC yang sewaktu-waktu dapat dibuka bila akan memasukkan needle. (3) Needle Burner. Alternatif yang bisa dilakukan adalah : Jarum dimusnahkan dengan needle burner langsung pada setiap selesai satu penyuntikan; Syringe selanjutnya diproses seperti dijelaskan dalam penanganan dengan needle cutter; Hasil proses pemusnahan dengan needle burner dimasukkan ke dalam kantong plastic warna hitam, karena sudah tidak infeksius; Sisa proses bersama kantong plastiknya langsung dibawa ke tempat penampungan sementara limbah domestic.
·         Pengelolaan yang tepat untuk pengelolaan limbah medis di unit-unit pelayanan kesehatan selain tergantung pada administrasi dan organisasi yang baik, juga memerlukan kebijakan dan pendanaan yang memadai dan sekaligus partisipasi aktif dari semua pihak yang ada di unit pelayanan tersebut, misalnya dengan membentuk Tim Pengelolaan Limbah untuk menyusun rencana pengelolaan limbah secara terstruktur , sistematis dan intensif.

Tuesday 19 December 2017

EFEK KARTUN


BERSAMA PASANGAN, TEMAN, PRIBADI, KELUARGA
DLL







Friday 15 December 2017

WARGA LEUPEUM MESJID | KECAMATAN SAKTI | KABUPATEN PIDIE


ANGGOTA KORAMIL/BABINSA SAKTI BERGOTONG ROYONG DENGAN WARGA SETEMPAT,MEMBUAT JEMBATAN DARURAT DI DESA LEUPUM KEC SAKTI...PIDIE...Simak berita nya di metro tv.


silahkan liat vidio disini :

KLIK DISINI

Wednesday 13 December 2017

LUCU !!!!! LIHAT APA YANG TERJADI DENGAN ANAK KECIL INI

LUCU !!!!! LIHAT APA YANG TERJADI DENGAN ANAK KECIL INI



SILAHKAN LIHAT VIDIO

KLIK DISINI

TEMPAT NONGKRONG PALING PAS DI KOTA BAKTI



Tempat ini adalah salah satu pilih Nongkrong paling pas dengan kondisi Kuangan yang lagi krisis atau lagi koma .. hehehehehe

Buruan Coba Sensasi Nongkrong disini Grai Om Ari Jaya...

Sunday 10 December 2017

Kecelakaan tunggal terjadi di jembatan Blang malu Pidie | seorang sopir.......









Kecelakaan tunggal terjadi di jembatan Blang malu Pidie melibatkan satu buah mobil barang bermuatan sayur berjenis Colt ,

Menurut keterangan warga yg berada di lokasi kejadian seorang sopir meninggal dunia dan kernet mengalami kritis sedangkan kondisi mobil rusak parah di bagian depan.

Ket: informasi ini saya peroleh dari sumber sosial media jika kiranya ada kesilapan data yg saya infokan mohon di maklumi


25 Ekor Gajah Liar di Kecamatan Sakti Berhasil Digiring ke Hutan




Kecamatan Sakti Kawanan gajah liar berjumlah 25 ekor berhasil digiring ke pegunungan Gle Gawa di kawasan Kecamatan Sakti, Pidie, Sabtu (9/10/2017) sekitar pukul 15.30 WIB.

Tim yang terlibat dalam pengusiran gajah berjumlah 100 orang. Terdiri dari, Conservasi Respon Unit (CRU) dipimpin Hasballah.

Berikutnya, Agusni dari BKSDA Pidie, Kausar dari Rangers Pidie, lima orang dari Polsek Sakti, enam TNI dari Koramil Sakti, imum mukim, keuchik dan warga.

Seperti diketahui, kawanan gajah liar sempat mencari makan di rumah warga di Kandang Sakti selama sepekan.
Tak tahan warga akhirnya menghalau dengan marcon sehingga kawanan besar itu lari ke kawasan Kecamatan Keumala.
Tapi, beberapa hari terakhir gerombolan gajah itu pulang lagi ke Sakti.

" Alhamdulillah berkat kerja semua tim kita berhasil menggiring 25 ekor gajah ke habitatnya di Gle Gawa," tukas Imum Mukim Kandang, Kecamatan Sakti, Tgk Tarmizi, (10/12/2017).
Ia berharap kawanan gajah liar itu tidak turun lagi ke pemukiman warga.
Karena kehadiran satwa liar itu, sehingga masyarakat tidak bisa mencari rezeki di kebun.



3 TEMPAT WISATA PALING PAS BUAT KAMU DENGAN KONDISI KANTONG PAS-PASAN DI KABUPATEN PIDIE | ACEH





Air terjun teuraceu Lhok Jôk yang ada di perbatasan Mane-Geumpang ini menjadi salah satu pilih warga pidie untuk berwisata ke tempat ini. Sangat pas buat kalian sobat yang hari-hari selalu melewati  pekerjaan yang stress.

Teuraceu ini letaknya tidak begitu jauh dari jalan besar. Untuk sampai ke air terjun ini, para traveler perlu menyusuri jalan setapak atau alur sungai berbatu sekitar lima belas menit, dengan rute yang tidak terlalu sulit.



Air terjun ie reet ini adalah favorit bagi setiap warga yang melintas karena tempat yang strategis di pnggiran jalan tangse-geumpang kabupaten pidie..
Wisata ini sangat cocok bagi pengendara sepeda motor atau mobil yang kelelahan di waktu perjalan untuk beristrirahat di tempat ini dengan sajian pesona alam air terjun 



Objek wisata jalan putoh ini terdapat di jalan Tangse-beureunuen … objek wisata menjadi pilih bagi kaum muda mudi di sore senja untuk menikmati sejuknya angin sore .

KULINER DI KOTA BAKTI

BURGER & ROTI BAKAR Dr.Hamboo 


ini adalah salah satu tempat kuliner yang menjadi Favori di Musim Semi kawasan KOTA BAKTI | ACEH | PIDIE.

Apabila Anda Lewat di lalu linta Tangse-Beureunuen ,,,,, Belum lengkap kalau belum singah di tempat yang satu ini .....

tempat ini sudah menjadi trend bagi kaulan muda, Ibu-ibu bahwakan nenek.

Tempat ini menyedia beberapa macam menu yang mengungah selera lidah anda.. 

Bagi Anda pencita Burger dan Roti Bakar tidak salahnya memilih tempat ini !!!!!!!


BERIKUT INI DAFTAR YANG MENU YANG TERDAPAT JUGA
 DI BURGER & ROTI BAKAR Dr.Hamboo 




MAKALAH ZAT ADITIF

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
            Zat aditif dan zat adiktif sering dijumpai di sekitar kita. Zat aditif sering kita konsumsi secara disengaja. Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
            Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Kepedulian terhadap bahan kimia dalam makanan yang sering dilupakan. Jajanan anak-anak yang sering dijumpai setiap kali istirahat sekolah. Bahan yang membuat jecanduan seperti rokok dan bahan yang dapat membahayakan kita tanpa disadari kita konsumsi. Pengarahan dari orang tua sangat kurang dan perhatian orang tua sangatlah penting dalam hal ini, karna pengaruh bahan kimai sangat lah berbahaya bagi keberlangsungan hidup atau kesahatan. Pengaruhnya tidak secara langsung namun berakibat fatal apabila tidak dicegah dari mulai sekarang.
            Zat adiktif adalah zat-zat yang dapat membuat pemakainya kecanduan (adiksi). Kecanduan adalah suatu keadaan fisik (jasmani) maupun nonfisik (psikologis) dari seseorang yang merasa tidak normal jika tidak menggunakan zat tertentu. Biasanya si pecandu akan menuruti keinginannya dengan kembali mengonsumsi zat tersebut.
B.   Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami :
1)      Zat Aditif
2)      Jenis Zat Aditif
3)      Bahaya Zat Aditif
4)      Bahaya Zat Tambahan Tak Langsung dan Bahan Pencemar
5)      Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif Zat Aditif
6)      Psikotropika
7)      Penggunaan Zat Adiktif Dan Psikotropika Dalam Bidang Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Zat Aditif
       Zat Aditif adalah  zat-zat yang ditambahkan pada makanan proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk  maksud tertentu. Penambahan zat Aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga. Selain itu penggunaan zat Aditif Bertujuan untuk mempertahankan nilai gizi yang Mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
       Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya  disebut zat aditif alami. umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut  jumlah makanan yang lebih banyak sehingga aditif alami pun tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, Industri Memproduksi zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang direaksikan. Zat Aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya : gatal-gatal dan kanker.
       Berdasarkan sifatnya, zat aditif alami maupun buatan dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu sevagai berikut :


1.      Pewarna
2.      Pemanis
3.      Penyedap
4.      Pengawet
5.      Pengental
6.      Pengemulsi
7.      Antioksidan


       penggunaan bahan tambahan makanan pangan tersebut di Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah berdasatkan undang-undang, Peraturan Menteri Kesehatan dan lain disertai dengan batasan maksimum penggunaannya. Di samping itu UU Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan. Pasal 10 ayat 1 dan 2 beserta penjelasannya erat kaitannya dengan bahan tambahan makanan yang pada intinya adalah untuk melindungi konsumen agar penggunaan bahan tambahan makanan tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan.
       Penggunaan bahan tambahan makanan sintetis yang melebihi ambang batas yang ditcntukan ke dalam atau produk-produk makanan dapat menimbulkan efek samping yang tidak dikehendaki dan merusak makanan itu sendiri, bahkan berbahaya untuk dikonsumsi manusia. Semua bahan kimia jika digunakan secara berlebihan pada umumnya bersifat racun bagi manusia.
       Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, mcmperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain.
Bahan yang tergolong dalam zat aditif memiliki sifat :
1.      dapat memperbaiki kualitas atau gizi makanan;
2.      Dapat membuat makanan tampak lebih menarik;
3.      Dapat meningkatkan cita rasa makanan; dan
4.      Dapat membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk.
B.   Jenis Zat Aditif
1. Pewarna
       Adalah bahan yang dapat memberi warna pada makanan, sehingga makanan tersebut lebih menarik.
a. Pewarna Alami
Tabel 8.1 Zat Warna yang dihasilkan bahan alami

No

Zat Warna


Warna yang dihasilkan


Bahan Alami
1
Antosianin
Oranye, Merah, Biru
Anggur, stoberi, apel dan bt
2
Karotenoid
Kuning, merah, oranye
Wortel, tomat, cabai, minyak sawit, jagung, daun-daunan, ikan salmon
3
Klorofil
Hijau
Daun suji, dan daun pandan
4
Kurkumin
Kuning
kunyit

Ada beberapa hambatan apabila kita menggunakan pewarna alami :
a)      pewarna alami jumlahnya terbatas
b)      tidak semua warna dengan mudah ditemukan
c)      perolehan warna dengan beberapa proses sehingga kurang praktis

b. Pewarna Buatan
Tabel 8.2 Bahan Sintesis dan Warna yang dihasilkan

No

Zat Warna


Warna yang dihasilkan

1
Sunset yellow FCF
Warna JIngga
2
Karmoisin
Warna Merah
3
Brilliant blue FCF
Warna Biru

       Perlu diketahui bahwa zat pewarna buatan bukan untuk makanan dan minuman, misalnya pewarna tekstil dapat membahayakan kesehatan apabila masuk kedalam tubuh karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker). Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati ketika membeli makanan atau minuman yang memakai zat warna. Kamu harus yakin dahulu bahwa zat pewarna yang dipakai adalah memang benar-benar pewarna makanan dan minuman
       Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye d an lake. Dye merupakan zat pewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air.
       Dye biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu.
       Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok untuk memwarnai produk-produk yang tidak boleh terkena air atau produk yang mengandung lemak dan minyak.

2. Penyedap Rasa
       Penyedap rasa dapat memberikan, menambah mempertegaskan rasa dan aroma makanan. Contoh bumbu penyedap alami adalah cabai, laos, ketumbar, merica, pala, kunyit dan lain-lain
       Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh zat penyebab cita rasa hasil sintesis :
a)      oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini;
b)      etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan;
c)      amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang;
d)     amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel.
       Adapun penyedap rasa dan aroma buatan yang banyak digunakan bersala dari golongan ester, Misalnya Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa nanas), isobutil propionat (rasa rum). Bahan digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenal dengan nama vetsin.
       Salah satu penguat rasa buatan lain yang sering kita kenal adalah pemanis buatan. Bahkan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakrin (kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), natrium siklamat (kemanisannya 50x gula) dan sorbitol.
       Selain zat penyedap rasa dan aroma, seperti yang sudah disebutkan di atas, terdapat pula zat penyedap rasa yang penggunaannya meluas dalam berbagai jenis masakan, yaitu penyedap rasa monosodium glutamat (MSG). Zat ini tidak berasa, tetapi jika sudah ditambahkan pada makanan maka akan menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan di mana kepala terasa pusing dan berdenyut.
3. Pengawet
       Zat pengawet adalah zatzat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/ jamur. penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman masih dapat dikonsumsi sampai jangka waktu tertentu, mungkin seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan beberapa tahun.
       Seperti halnya zat pewarna dan pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan menjadi zat pengawet alami dan zat pengawet buatan.
       Zat pengawet alami berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan.
       Zat pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk mengawetkan makanan. Selain zat-zat tersebut, ada juga zat pengawet lain, yaitu natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga termasuk zat pengawet.
       Diantara beberapa bahan pengawet buatan, ada pula bahan pengawet yang tidak diperbolehkan digunakan untuk dikonsumsi sama sekali seperti bahan-bahan berikut :
1. boraks Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya:
Ø  gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit;
Ø  gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat;
Ø  terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan
Ø  menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.
2. Formalin, penggunaannya dapat menyebabkan kanker paru-paru, gagal ginjal, gangguan pencernaan, dan gangguan fungsi hati. Formalin ini biasa dipakai untuk mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah mati.
Walaupun tersedia zat pengawet sintetik yang digunakan sebagai zat aditif makanan, di negara maju banyak orang enggan mengonsumsi makanan yang memakai pengawet sintetik. Hal ini telah mendorong perkembangan ilmu dan teknologi pengawetan makanan dan minuman tanpa penambahan zat-zat kimia, misalnya dengan menggunakan sinar ultra violet (UV), ozon, atau pemanasan pada suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat sehingga makanan dapat disterilkan tanpa merusak kualitas makanan.
4. Pengental
Zat aditif ini dapat membantu memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Contoh pengentalan adalah pati, gelatin dan gum (agar, alginate, karegenan)
5. Pengemulsi
Pengemulsi adalah zat yang dapat mempertahankan disperse lemak dalam air dan sebaliknya. Contohnya pada mayones bila tidak ada Pengemulsi, maka lemak akan terpisah dari airnya. Contohnya Pengemulsi adalah lesitinpada kuning telur, gom arab, dan gliserin
6. Antioksidan
Antioksidan merupakan zat aditif yang dapat mencengah atau menghambatan oksidasi. Contoh Antioksidan adalah sebagai berikut :
Ø  Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.
Ø  Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan
Ø  Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin dan mentega.
Jenis zat aditif diatas merupakan zat aditif yang ditambahkan pada makanan yang secara langsung atau sengaja diberikan. Selain itu dikenal pula zat tambahan makanan tidak langsung dan bahan pencemaran makanan.
Bahan pencemar terdapat dalam makanan sebagai akibat polusi lingkungan atau salah olah pada makanan. Dengan kata lain, zat-zat ini tidak mempunyai kegunaan khusus dalam produk akhir atau dalam pengolahan makanan. Contohnya adalah merkuri dalam ikan yang ditangkap di perairan tercemar, berbagai jenis pestisida pada sayur-sayuran dan buah-buahan serta beras, mikotoksin yang terdapat dalam kacang-kacangan dan biji-bijian yang di simpan secara tidak tepat. 
C.   Bahaya Zat Aditif
Zat tambahan yang penting dinjau dari segi toksikologinya dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
a. Karsinogenisitas
       Pewarna buatan dapat menimbulkan kanker usus dan pankreas. Ini disebabkan kandungan arsen di dalamnya.
       Siklamat dapat mengakibatkan kanker kandung kemih
       Sakarin dilaporkan memiliki karsinogenisitas yang tinggi selain menyebabkan terputusnya plasenta.
       Nitrat dan nitrit sebagai pewarna, pengawet dan memberkan rasa pada daging merupakan karsinogen kuat karena bergabung dengan amin membentuk berbagai nitrosamin.
       BHA (butil hidroksianisol) dan BHT (butil hidrokritoluen) dipergunakan sebagai antioksidan dan telah diselediki merugikan dan berbahaya, bahkan diyakini memiliki sifat karsinogen.
b.    Reaksi Hipersensitivitas
       Beberapa zat tambahan makanan diketahui dapat menginduksi reaksi hipersensitivitas pada orang rentan. Karena secara umum zat-zat ini hanya mempengaruhi sebagian keci populasi. Zat-zat tambahan makanan yang penyebab hipersensitivitas yang dikenal secara luas adalah tatrazin, Sulfur dioksida, dan Monosodium glutamat (MSG).
Ø  Tartrazin, zat pewarna kuning yang dipergunakan secara luas dalam berbagai makanan olahan telah diketahui dapat menginduksi reaksi alergi terutama bagi orang yang alergi terhadap aspirin.
Ø  Sulfur dioksida(SO2) dan zat kimia yang berhubungan, misalnya bisulfit dan mtabisulfit, digunakan sebagai bahan pengawet dalam makanan olahan selai salad.
Ø  Monosodium glutamat(MSG) Mengkonsumsi MSG secara berlebihan dapat menimbulkan Chinese Restaurant Syndrome (kesemutan pada punggung, leher, rahang bawah, sesak nafas, dan kepala pusing). Percobaan pada anak tiku menunjukkan bahwa MSG dosis tinggi menyebabkan menderita gangguan syaraf, kerusakan retina mata, dan pertumbuhan kerdil.
D.   Bahaya Zat Tambahan Tak Langsung dan Bahan Pencemar
a. Bahan Pengemas
       Beberapa zat dapat berpindah dari wadah makanan, bahan pembungkus, dan lain-lain ke makanan yang dibungkus di dalamnya. Kebanyakan zat kimia yang dapat berpindah dari bahan pengemas jenis konvensional, misalnya kertas dan kayu dianggap aman. Namun, belakangan ini banyak kemasan terbuat dari bahan polimer. Monomer yang terkandung dalam polimer terdapat dalam jumlah tertentu, sisa reaktan, zat antara, bahan bantu pengolahan, pelarut dan zat tambahan plastik-serta hasil reaksi sampingan dan degradasi kimia dapat perpindah ke dalam makanan yang bersentuhan dengannya. Beberapa zat kimia tersebut telah terbukti bersifat toksik bahkan bersifat karsinogenik.


b. Residu Obat Hewan dalam Makanan Manusia.
       Ada tiga jenis obat yang digunakan pada hewan penghasil makanan yang dapat meninggalkan residu dalam makanan manusia misalnya daging, susu dan telur. Yang merupakan masalah dalam hal ini bukan saja zat kimia induknya, perlu juga dipertimbangkan metabolit yang dihasilkan oleh proses metabolisme hewan, termasuk bioaktivasi, yang dapat memilikisifat toksik yang berbeda.
       Obat terapeutik, biasanya digunakan pada hewan individual untuk penyakit khusus dan hanya dalam jangka waktu yang relatif pendek. Obat-obat ini tidak merupakan masalah kesehatan yang besar tetapi kemungkinan juga memiliki efek negatif.
       Antibiotik, bisanya diberikan pada makanan hewan untuk mencegah berjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh kuman dan untuk mempercepat pertumbuhan. Ada dua bahaya potensial bagi kehidupan. Satu di antaranya adalah munculnya strain mikroorganisme patogen yang resisten, dan yang lain adalah reaksi hipersensitivitas silang pada penderita yang memakai antibiotik yang sama.
       Anabolik adalah pemacu tumbuh. Zat ini kemungkinan bersifat karsinogenisitas walaupun sedikit. Suatu karsinogen dapat efektif walaupun pada dosis rendah.
c. Residu dan pencemaran
       Keracunan pestisida tidak hanya terjadi karena paparan (exposure) langsung oleh pestisida tetapi bisa terjadi pula lantaran manusia mengkonsumsi bahan-bahan makanan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, makanan pokok, bahkan tanaman obat. Residu tidak hanya berasal dari aplikasi langsung, dapat pula terkontaminasi melalui hembusan angin, debu, terbawa air hujan, ataupun tanah yang banyak mengandung pestisida. Dewasa ini sebagian besar tanaman buah-buahan, sayuran, makanan pokok, tanaman obat dan lainnya telah tercemar racun pestisida.
       Pestisida telah terbukti menimbulkan berbagai permasalahan terhadap kesehatan, merusak jaringan dan organ, sistem syaraf, teratogennisitas, efek pada fungsi reproduksi, kerusakan ginjal dan tentunya merupakan karsinogen yang kuat. Sayangnya, ternyata residu pestisida yang ada pada bahan makanan tidak bisa dihilangkan dengan perlakuan seperti pencucian dan pemasakan hanya bisa mengurangi saja.
d. Logam
       Logam yang paling perlu diperhatikan antara lain adalah merkuri, timbal dan kadmium. Bahaya merkuri akut maupun kronis diakibatkan oleh penggunaan yang tidak tepat atau termakannya tersebut yang digunakan sebagai fungisida dalam pengawetan padi-padian. Efek lain terjadi karena mengkomsi hasil laut seperti ikan dan kerang yang tercemar oleh limbah. Bahaya timbal dirasakan akibat manusia terpajan pada logam ini lewat udara, air dan makanan. Makanan yang dijual dipinggir jalan dapat pula tercemar timbal. Kadmium memasuki rantai makanan melalui pencemaran tanah dan air. Penyakit itai-itai di Jepang diduga karena pajanan kronis terhadap kadmiun melalui konsumsi beras yang tercemar dalam jangka panjang. 

E.   Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif Zat Aditif
       Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan dan minuman dapat diupayakan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut :
1. Secara Internal
       Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan.
       Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah.
2. Secara Eksternal
       Bagi Produsen makanan diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan.
       Sedangkan bagi pemerintah perlu melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.
       Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen.


F.    Psikotropika
       Psikotropika adalah obat atau zat yang tidak tergolong narkotika dan alcohol (minuman keras), tetapi memiliki khasiat seperti narkotika atau alcohol. Adapun menurut Undang-undang No. 5 tahun 1997, pengertian Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sistesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku.
       Pada dasarnya Psikotropika digunakan untuk tujuan medis, tetapi banyak orang akhirnya melakukan penyalahgunaan. Adapun Psikotropika dibedakan menjadi empat golongan sebagai berikut :
1)       Golongan I, mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan ketergantungan dan dinyatakan sebagai barang terlarang. Contoh: ekstasi (MDMA = 3,4-Methylene-Dioxy Methil Amphetamine), LSD (Lysergic Acid Diethylamid), dan DOM.
2)       Golongan II, mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, metamfeamin (sabu), dan fenetilin.
3)       Golongan III, mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contoh: amorbarbital, brupronorfina, dan mogadon.
4)       Golongan IV, mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contoh: diazepam, nitrazepam, lexotan (sering disalahgunakan), pil koplo (sering disalahgunakan), obat penenang (sedativa), dan obat tidur (hipnotika).
1. Ekstasi
       Nama kimia ekstasi adalah 3,4-methylenedioxy methamfetamin di singkat MDMA. Ekstasi adalah salah satu zat psikotropika dan diproduksi secara tidak sah/illegal dalam bentuk tablet atau kapsul di dalam laboratorium. Ekstasi akan mendorong tubuh pemakainya untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri dan timbul perasaan gembira.
Efek ekstasi yang ditimbulkan bagi penggunanya adalah diare, rasa haus berlebihan, hiperaktif, sakit kepala, menggigil yang tidak terkontrol, detak jantung yang cepat dan sering, mual disertai muntah-muntah atau hilangnya nafsu makan, gelisah/tidak bisa diam, pucat dan berkeringat, serta dehidrasi. Akibat jangka panjangnya adalah kecanduan, syaraf otak terganggu, gangguan lever, tulang dan gigi keropos.
2. Sabu-sabu
       Nama asli sabu-sabu adalah metampbetamine. sabu bentuk seperti kristal, gula atau bumbu penyedap masakan. Sabu-sabu tidak mempunyai warna maupun bau, sehingga sering disebut juga ice.
       Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf, di antaranya merasa nikmat, euforia, waspada, enerjik, sosial dan percaya diri. Selain itu, agitasi (mengamuk), agresi (menyerang), cemas, panik, mual, kehilangan nafsu makan, susah tidur, gangguan jiwa berat, paranoid, dan depresi. Pemakai sabu-sabu akan selalu bergantung pada obat tersebut dan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau bahkan kematian.
3. Psikotropika lainnya
       Selain obat perangsangan (stimulant), misalnya ekstasi dan sabu-sabu, jenis Psikotropika lainnya adalah obat penekan susunan saraf dan obat halusinasi.
a. obat penekan saraf pusat
       obat ini bereaksi memperlambat kerja system saraf pusat. Obat jenis ini biasanya berupa obat tidur dan obat penenang.  Obat ini biasanya diminum untuk mengurangi rasa cemas atau untuk membuat pikiran menjadi lebih santai. Obat ini juga dipakai untuk mengatasi insomnia (penyakit kesulitan tidur).
       Di Indonesia para pengedar menamakan obat-obatan ini sebagai pil koplo. Penyalahgunaan obat penekan saraf dapat menimbulkan berbagai macam efek, antara lain perasaan menjadi labil, bicara tak karuan dan tidak jelas, mudah tersinggung, serta daya ingat dan koordinasi motorik terganggu sehingga jalannya menjadi limbung.

b. Obat Halusinasi
       obat ini jika dikonsumsi dapat menyebabkan timbulnya halusinasi. Halusinogen paling terkenal adalah lysergic acid diethylamide (LSD), Psylocibine, dan micraline. Efek yang di timbulkan oleh penyalahgunaan obat halusinasi adalah sebagai berikut :
  • Keringat berlebihan, denyut jantung menjadi cepat dan tidak teratur. Timbul perasaan cemas
  • Pupil mata melebar dan pandangan mata kabur
  • Terjadi gangguan koordinasi motorik dan terjadi halusinasi
       Mengonsumsi Psikotropika adalah tindakan bodoh dan sia-sia, mengingat efek merugikan yang ditimbulkannya jadi, sebagai generasi yang cerdas, hindari Psikotropika.
G.   Penggunaan Zat Adiktif Dan Psikotropika Dalam Bidang Kesehatan
       Zat Aditif Dan Psikotropika berguna dalam bidang kesehatan, hanya saja penggunaannya dilakukan oleh pihak yang berwenang (dokter, psikiater, atau petugas kesehatan lain) dengan jelas dan dosis yang terkontrol.
       Nah, penggunaan obat-obatan yang tergolong NAPZA dalam bidang kesehatan antara lain sebagai berikut :
1. Morfin, terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesic (obat pereda nyeri) non narkotika. Apabila rasa nyeri semakin hibat maka dosis yang digunakan juga makin tinggi. Morfin juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang akan dibius sebelum operasi dan menghilangkan batuk.
2. Heroin, merupakan terunan morfin dengan nama kimia diasetilmorfin, heroin dapat menimbulkan da mengurangi depresi (perasaan tertekan). Heroin sebagai obat batuk yang lebih kuat dari pada morfin delam dosis 2mg dapat menghilangkan batuk.
3. Barbiturat, (pentobarbital dan secorbarbital) sering dugunakan untuk menghilangkan rasa cemas sebelum operasi.
4. Amfetamin dan turunannya, digunakan untuk mengurangi depresi yang ditimbulkan oleh obat penghambat susunan syaraf pusat (analeptic). Khasiatnya dapat sebagai anesthesia (mati rasa). Penggunaannya dapat menimbulkan bertambahnya kewaspadaan, menghilangkan rasa gantuk dan lelah, menambah keyakinan diri, dan konsentrasi, serta euphoria.
5. Meperidin, (sering juga di sebut petidin, Demerol dan dolantin), digunakan sebagai analgesic. Obat ini tidak efektif untuk terapi dan diare. Daya kerja meperidin lebih pendek dari pada morfin.
6. Metadon, digunakan sebagai analgesic bagi penderita rasa nyeri dan digunakan pula untuk terapi pecandu narkotika.



BAB III
PENUTUP
A. Rangkuman
1.      zat aditif adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja dalam makanan atau minuman dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstu, dan memperpanjang daya simpan.
2.      aditif terbagi menjadi dua yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan
3.      Berdasarkan sifatnya zat aditif kelompokkan meniadi beberapa macam, yaitu permanis, pewarna, pemyedap, Pengawet, Pengental, Pengemulsi, dan antioksidan.
4.      zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan padawaktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, mempetkaya kandungan gizi, atau untuk menjaga makanan agar tidak cepat busuk.
5.      Bahan yang tergolong ke dalam zat aditif memiliki sifat:
a. dapat memperbaiki kualitas atau gizi makanan
b. dapat membuat makanan tampak lebih menarik
c. dapat meningkatkan cita rasa makanan
d. dan dapat membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk.
6.      Bahaya zat aditif pada makanan atau minuman dapat menyebabkan karsinogcnitisitas dan rcaksi hipersensitivitas.
7.      Bahaya zat tambahan tak langsung dan bahan pencemar pada makanan maupun minuman bcrasal dari bahan pengemas, residu obat hewan dan makanan manusia, residu dan pencemaran, serta logam.
8.      Upaya untuk meminimalisasi dampak negatif zat aditif dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
9.      Psikotropika adalah obat atau zat yang tidak tergolong narkotika dan alkohol.
10.  Menurut UU No 5 tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun buatan bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif (kejawaan) melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivikitas mental dan perilaku.
11.  Psiktropika digolongkan menjadi 4, yaitu
a. Golongan 1, mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan ketergantungan dan dinyatakan sebagai bahan terlarang.
b. Golongan II, mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan ketergantungan. Contohnya: amfetamin, metamfetamin (sabu-sabu), dan fenetilin.
c. GolonganIII, mempunyai potensi sedangdalam menyebabkanketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter.
d. Golongan IV, mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contoh: diazepam, nitrazepam, lexotan (sering disalahgunakan), pil koplo (sering disalahgunakan), obat penenang (sedativa), dan obat tidur (hipnotika).


Jika jamur musnah, maka bangkai makhluk hidup akan lbh lambat dlm proses pembusukannya krna hnya bergantung pada bakteri. Setidaknya seperti itu

Bumi adalah tempat terjadinya organisasi kehidupan mulai dari sel hingga biosfer. Diantara individu2 yg ada di bumi, terjadi peristiwa makan...