Wednesday 3 August 2016

BAB  I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
                Semua yang ada di alam ini merupakan ciptaan (makhluk) Allah SWT. Allah SWT mempunyaisifat-sifat yang agung, mulia, dan besar yang tidak terdapat pada semua rnakhluk-Nya. Oleh karena itu,semua makhluk-Nya harus menyembah kepada-Nya. Namun. sifat-sifatAllah SWT tersebut tidak hanyatergambar dalam sifat wajib-Nya, melainkan juga dari nama-nama baik yang menyertai-Nya (Asma’ulHusna).
Firman Allah SWT dalam QS Al Hasyr ayat 24 :
“Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang  Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada dilangit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Apabila seseorang menyatakan diri mencintai Allah SWT, maka hal ini bisa dibuktikan dari seberapasering ia menyebut nama-Nya. Menyebut Allah SWT dapat dilakukan dengan menyebut kalimat¬kalimattayyibah atau menyebut nama-nama Allah SWT dalam Asmaul Husna. Keduanya merupakan proses zikir (mengingat) kepada Allah SWT.

Firman Allah SWT dalam Alquran :
“Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu.”(QS. Al A’raaf : 180)



B. Maksud dan Tujuan :
Maksud penulisan tugas makalah ini adalah :
1.  Mengembangkan wawasan penulis tentang Akidah khususnya Asma’ul husna.
2.  Mengimplementasikan ilmu teori dan praktek yang diperoleh selama belajar

3.  Mengenal Asma`ul Husna dengan bersungguh-sungguh, menghafal, kemudian memahami maknanya serta beribadah kepada Allah sebagai penguat imam.



























Bab II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asmaul Husna
Dalam Agama, Asmaa'ul husna (Bahasa Arab: أسماء الله الحسنىasmāʾ allāh al-ḥusnā) adalah nama-nama Allah yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berarti yang baik atau yang indah, jadi asma'ul husna adalah nama nama milik Allah  yang baik lagi indah. Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah  adalah alamat kepada Dzat yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh musyrik dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah Ta'ala. Selain perbedaaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Dzat Allah SWT yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad.                                                                                      
            Asma'ul husna secara Harfiah adalah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah. Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis "Allah adalah ...", karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan Allah, akan tetapi harus dapat mengerti dengan hati dan keterangan Al-Qur'an tentang Allah Ta'ala. Pembahasan berikut hanyalah pendekatan yang disesuaikan dengan konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada Allah harus dipahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-kata itu. Allah itu tidak dapat dimisalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti tercantum dalam surat Al-Ikhlas.
"Katakanlah: "Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". (Al-Ikhlas 112:1-4)

            Para ulama menekankan bahwa Allah adalah sebuah nama kepada Dzat yang pasti ada namanya. Semua nilai kebenaran mutlak hanya ada (dan bergantung) pada-Nya. Dengan demikian, Allah Yang Memiliki Maha Tinggi. Tapi juga Allah Yang Memiliki Maha Dekat. Allah Memiliki Maha Kuasa dan juga Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sifat-sifat Allah dijelaskan dengan istilah Asmaaul Husna           .
B.Menghayati Makna Dari Asmaul Husna                                                                        
            Betapa maha luar biasanya yang namanya Asmaul Husna"Arrahmaan & Arrahiim" itu kalau kita mau mendalaminya lebih jauh lagi. Kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari kita, semua ini tidak terlepas dari ke-maha Rahman-an dan Rahim Allah semata.
Belum yakin, atau masih belum jelas??? Mari ikuti uraiannya lebih lanjut!
            Nah, biasanya kita atau kebanyakan dari kita maunya hanya ingin menghapal atau mengingat, atau mengetahui lebih jauh sejumlah 99 Asmaul Husna tersebut. Bahkan ada yang lebih extrem lagi, mencari-cari dan meraba-raba ke sana-ke mari mencari yang satu lagi agar genap 100 bilangan Asmaul Husna tersebut. Dan bagi yang tau, di jamin masuk surga. Begitu menurut anggapan sebagian manusia. Luar biasa, padahal Al-qur'an menyebutkan hanya 99 itu, tapi uniknya manusia memang suka yang di luar Al-qur'an nampaknya.
            Lalu kemudian apakah tugas kita hanya menghapal, mengingat di luar kepala semua asmaul husna itu, bahkan di tambah dengan sedikit perjuangan mencari-cari jejak yang satu lagi?
            Bukan kawan, bukan hanya sebatas itu Allah memperkenalkan 'Asma'nya kepada kita selaku makhluk ini. Ada yang lebih prinsip lagi selain itu, yaitu kita hendaknya menghayati, memahami,mengenali, bahkan kalau bisa menerapkan dalam perilaku hidup dan kehidupan. Dengan begitu akan memunculkan rasa kekaguman, ketakjuban, dan kecintaan kita kepada Allah SWT sang pemilik nama.
            Bayangkan, bagaimana kita tidak kagum, takjub,hormat dan cinta kepadanya karena dengan ke-maha Rahman-Rahimnya, siapa pun Allah perlakukan dengan 'kemurahan dan kasih sayangnya' terlebih dahulu, jauh mendahului kemurkaannya. Kecuali seseorang itu sudah sangat zalim terhadap dirinya sendiri dan orang lain.
Beda kalau kita manusia.
Contohnya; Dalam keseharian Allah selalu memberikan rahmat dan karunia berupa makanan, minuman, dan lain-lain kepada semua makhluk, entah itu makhluk yang kenal dengan Allah atau yang tidak kenal sekalipun. Entah itu manusia yang beriman kepadanya ataupun yang durhaka kepadanya, Entah itu makhluk yang selalu menyebut-nyebut kebaikan Allah maupun makhluk yang menjelek-jelekkan bahkan mendustakan Allah. Entah itu manusia yang berbakti kepada orang tua maupun manusia yang durhaka kepada orang tuanya, dan lain-lain. Kesemuanya itu Allah perlakukan dengan mengutamakan 'kemuarahan dan kasih sayangnya.

C. Sifat-Sifat Allah Swt

1.    Al-Ghaffar      : Yang Maha Pengampun
            Dialah yang memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang mau bertobat dan bersungguh-sungguh (taubatan nasuha). Maha  Suci Allah, Maha Pengampun. Karena siapa lagi yang akan mengampuni segala macam dosa, selain hanya Allah swt belaka. Dia pulalah yang mengembangkan tirai penutup bagi orang-orang yang telah melanggar perintah Allah swt.
Allah swt. Mengampuni dosa-dosa, maka dosa yang besar sekalipun, kalau dikehendaki-Nya serta akan menutub aib manusia, betapapun juga banyaknya.
Allah telah membuka pintu-pintu menuju ampunan-Nya dengan cara bertobat, mengucapkan istighfar, beriman, beramal sholeh, berbuat yang baik kepada para hamba Allah, memberi maaf kepada mereka, kekuatan harapan terhadap anugerah Allah, dan hal-hal lain yang dijadikan Allah sebagai perantara pendekatan pendekatan pada ampunan-Nya.
2.    AR-RAZZAQ (Maha Pemberi Rezeki)
            Kata Ar-Razzaq, terambil dari akar kata “Razaqa” atau “rizq” yakni rezeki. Yang pada mulanya – sebagaimana ditulis oleh pakar bahasa Arab Ibnu Faris – berarti “pemberian untuk waktu tertentu”. Di sini terlihat perbedaannya dengan “Alhibah” dan disini pula dapat dipahami perbedaan antara “Ar-Razzaq” dan “Al-Wahhab”. Namun demikian, arti asal ini berkembang, sehingga rezeki antara lain diartikan pangan, pemenuhan kebutuhan, gaji, hujan dan lain-lain, bahkan sedemikian luas dan berkembang pengertiannya sehingga “anugerah kenabian” pun dinamai rezeki. Nabi Syuaib yang berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku bagaimana fikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan Dia menganugerahi aku dari-Nya rezeki yang baik? (yakni kenabian)”
3.    AL MAALIK = MAHA RAJA
            Al Malik الملك adalah SifatNya Dzat Allah Yang Memiliki Mutlak sifat Merajai/Memerintah seluruh alam. Jadi yang memerintah di seluruh alam ini walaupun ia sangat berkuasa adalah tetap mutlak milik Allah semata. Semua keuasaan akan tunduk kepada Rabb yang mulia.
            QS Al Mukminuun : 116 "Sesungguhnya Allah ta'ala adalah Pemilik Sifat-sifat yang tinggi lagi Pemilik Kerajaan yang sebenarnya, Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan sebenarnya melainkan Dia. Dia-lah yang memilki Arsy yang Mulia.
Milik-Nya seluruh alam, yang di atas (langit) dan yang dibawah (bumi), semua adalah hamba dan sangat berhajat kepada-Nya.

4.    Al-Hasib Yaitu Maha Penghitung
             Adalah  yang menghitung semua dan segala sesuatu yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh makhluk-Nya. 
            Al Hasib sama dengan Al-Kafiy, artinya Yang Mencukupi; berasal dari kata ahsabani atau kafani, dan hasbiyallah atau kafaini. Dia adalah Dzat yang meng-hisab (Menghitung) makhluk di hari kiamat kelak. Imam Al-Ghazali berpendapat, bahwa Al Hasib itu berasal dari kata hasiba yang artinya “terhormat dan sempurna.” Pendapat lain mengatakan, bahwa al hasbu itu adalah al-iktifa‘, artinya bahwa Al-Hasib ialah Dzat Yang Memberikan segala kebutuhan hamba-hamba-Nya. Dan ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ism itu berasal dari kata al-ihsha’, yaitu yang meng-hisab segala amal perbuatan hamba-hamba-Nya menurut kelompoknya masing-masing. Orang-orang kafir dijadikan-Nya meng-hisab diri mereka sendiri, lalu mereka memutuskan atas diri mereka hukuman neraka, kemudian mereka pun memasukinya. Ahli iman dan kamal (orang sempurna) di-hisab oleh para malaikat, disaksikan oleh orang banyak dengan teliti, guna menampakkan keutamaan mereka agar menjadi hujjah atas orang selain mereka. Sedangkan kebanyakan kaum mukminin yang berhak mendapat siksa, Allah meletakkan tangan-Nya atas mereka lalu mereka mengakui dosa-dosa yang telah mereka perbuat, kemudiian Allah mencerca mereka atau menyiksa mereka dan setelah itu mengampuni mereka. ltulah hisab (perhitungan) sesuai dengan kehendak Allah SWT, sehingga dengan demikian perhitungan itu berjalan dengan cepat. 

5.    Al-Hadi: Yang Maha Pemberi Petunjuk
            Dialah yang memberi petunjuk bagi hamba-Nya yang dikehendaki. Petunjuk Allah kebenarannya mutlak. Allah mengetahui siapa yang pantas diberi petunjuk dan siapa yang tidak. Sebaliknya, petunjuk manusia relatife sifatnya, apalagi kebenarannya. Oleh karena itu, sebaik-baik petunjuk yang diberikan Allah, yaitu Al-Quran. Al-Quran adalah keterangan dari Allah yang menjadi petunjuk bagi manusia.

6.    Al-Khaliq : Yang Maha Menciptakan
            Kata Al-Khaliq, terambil dari akar kata “khalq” yang berart mengukur atau memperhalus. Maknanya kemudian meluas menjadi, antara lain, menciptakan dari tiada, menciptakan tanpa contoh terlebih dahulu, mengatur, membuat dan sebagainya.Dialah yang menciptakan segalanya, Dialah yang Maha Menciptakan segala sesuatu tanpa bantuan dan pertolongan siapa pun. Allah Maha Pencipta Dia mampu menciptakan segala sesuatu, yang kecil, besar, banyak, sedikit, dan yang rumit sekalipun. Manusia sebagai makhluk Allah yang sempurna tidak mampu menciptakan sesuatu seperti yang Allah ciptakan.
Manusia mampu membuat berbagai benda dengan tangannya, merakit peralatan canggih, membangun rumah, menggambar dalam lukisan, dan sebagainya. Namun semua itu dikarenakan Allah telah menciptakan mereka dengan dibekali akal yang membuat mereka mampu melakukannya.

7.    Al-Hakim (Maha Bijaksana)
            yaitu yang memiliki hikmah (kebijaksanaan). Bijaksana yang dimaksud bukanlah memberikan peluang kepada semua orang dan menampung semua pendapat, baik pendapat keliru atau benar. Hikmah adalah sebuah ungkapan untuk mengenal sesuatu yang paling afdhal (mulia) dengan ilmu yang paling afdhal (mulia). Sesuatu yang paling mulia adalah Allah, jadi orang yang paling bijaksana adalah orang yang mengenal Allah. Bila diminta menilai sesuatu ia menilai dengan penilaian Allah, itu lah orang yang bijaksana. Hanya saja dalam mengenal Allah, seorang muslim hanya sedikit saja mengenal Dzat Allah karena Allah yang sebenarnya hanya Dia-lah yang mengetahui. Adapun yang diceritakan di dalam Al-Qur’an tentang Allah itu hanyalah sebagian.






























BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna. Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap Hambanya. Karena itu, jika nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan mempunyai pengaruh yang sangat besar.
            Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah: “Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”(Surat Al-A’rof Ayat 180).
            Dalam Sifat Asmaul Husna-Nya Ia telah menujukan kebesaran-kebesaran yang masuk akal hingga yang tidak masuk akal, semuanya dapat di kehendaki oleh-Nya karena Allah Maha Kuasa di atas segala-galanya di jagat raya ini, begitu banyak kemurahan dan nikmat yang di berikan kepada hamba-Nya tanpa pandang bulu, Semua Ia berikan, karena Allah adalah Dzat yang Maha Pengasih, Maha Pemurah lagi maha Memelihara.
            Oleh karena itu sebagai hamba Allah yang taat dan patuh senantiasa akan mengamalkan sifat-sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta meneladaninya sebagai wujud kecintaan kita terhadap Allah SWT. Wallahua’lam Bissawab.
Saran- saran
Demi kesumpurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat menbangun kearah kebaikan demi kelancara dan kesumpurnaan penulisan ini.






DAFTAR PUSTAKA
El-Bantanie Syafii Muhammad, Rahasia keajaiban asmaul husna,2009, Jakarta; PT. Wahyu Media.
http://www.riwayat.web.id/2009/12/asmaul-husna.html-25/04/2011=22.02       
http://blog.chess.com/emde/meneladani-sifat-sifat-tuhan-30/04/2011=12.35
http://www.nuansaislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=504:meneladani-sifat-sifattuhan&catid=101:tafsir&Itemid=353, 30/04/2011=13.10


No comments:

Post a Comment

Jika jamur musnah, maka bangkai makhluk hidup akan lbh lambat dlm proses pembusukannya krna hnya bergantung pada bakteri. Setidaknya seperti itu

Bumi adalah tempat terjadinya organisasi kehidupan mulai dari sel hingga biosfer. Diantara individu2 yg ada di bumi, terjadi peristiwa makan...